Sabtu, 03 Maret 2018

Mading 3D: Pemusnah Korupsi

School Contest yang diselenggarakan oleh Radar Kediri da berbagai macam kategori. Salah satu dari banyaknya kategori adalah Mading 3D. Tema dari kategori Mading 3D sudah ditentukan oleh pihak penyelenggara, temanya ialah korupsi. Tema korupsi ditujukan untuk para penikmat karya tersebut agar menumbuhkan pemikiran bahwa korupsi tidak selayaknya diperbuat.



Karya Mading 3D yang oleh rekan-rekan dari SMKN 1 Purwoasri dibuat untuk menggambarkanperistiwa di Indonesia yang rawan akan terjadinya korupsi. Dalam karya tersebut akan menggambarkan beberapa perumahan elite, gedung-gedung pemerintah, rumah masyarakat miskin, infrastruktur daerah, fasilitas daerah untuk rakyat, dan demo yang dilakukan masyarakat. Gambaran tersebut bermakna bahwa perumahan elite yang dimiliki oleh para pejabat didominasi dari hasil korupsi. Bukan hanya itu, makna dari hal tersebut ialah memberikan suatu motivasi melalui karaya tersebut tentang korupsi. Masyarakat kecil hanya dapat menikmati hidup dalam keterbatasan ekonomi. Demo-demo sering sekali dilakukan oleh masyarakat demi menuntut hak mereka.


Proses pembuatan mading 3D ini sudah dilakukan ole rekan-rekan Mading 3D selama + 2 minggu. Rencananya, pada saat menampilkan karya tersebut Mading 3D yang dibuat harus sudah siap secara keseluruhannya. Dalam pembuatan karya Mading 3D ini, diprioritaskan menggunakan bahan-bahan daur ulang. Bahan daur ulang yang dipakai dapat berupa bahan organik dan anorganik.




Daur ulang yang mendominasi karya tersebut adalah kardus. Kardus tersebut dipilih sebagai bahan utama dikarenakan oleh banyaknya kardus-kardus bekas yang menjadi sampah serta menjadi bahan yang mudah dicari dan dimiliki oleh setiap personil tim Mading 3D. Bahan itu dimodifikasi dengan sedemikian rupa agar nampak nyata. Hasil modifikasi inilah yang menjadi daya tarik estetika karya tersebut.




Selain bahan daur ulang kardus, rekan-rekan Mading 3D juga menggunakan bahn lain, yaitu bahan dari limbah organik. Limbah organik yang digunakan ialah pelepah pisang, daun nangka, kapas, serta ranting pohon. Dari bahan-bahan itulah mereka membuat karya yang ternilai itu. Alasan mereka memilih pelepah pisang dan daun nangka untuk pembuatan karya tersebut adalah mudahnya bahan tersebut dijumpai dan juga mudah dibentuk. Kapas dan ranting pohon dipilih untuk membuat pohon dan memberikan kesan nyata, selain itu keduanya mudah dikolaborasikan. Dari bahan yang dipilih, tentunya sudah dipertimbangkan bagaimana kualitas dari bahan-bahan tersebut. Disisi lain ada juga ada problem yang dialami oleh rekan-rekan Mading 3D.

Dalam tim Mading 3D tentunya akan terjadi banyak konflik jika mereka tidak saling menjaga kekompakan mereka. Cara mereka menjaga kekompakan mereka adalah dengan cara saling komunikasi dengan baik. Selain itu ada juga cara lain yang mereka lakukan untuk menjaga kekompakan mereka ialah rasa profesionalitas dalam menjalankan tugas masing-masing. Dengan cara tersebut kekompakan mereka akan terjaga serta mendukung kesuksesan dari agenda mereka.

Beberapa kesulitan juga dialami oleh rekan-rekan dalam proses pengerjaan karya mereka. Kesulitan yang mereka alami sangat banyak, salah satunya adalah sulitnya merapatkan bagian dari karya yang mereka buat. dari kesulitan itu mereka berdiskusi bagaimana cara memecahkan masalah tersebut. Dari situ pula mereka mengerti arti kekompakan dalam suatu tim, serta kebersamaan dam kerja sama.


Dalam tim Mading 3D setiap personil yang ada dalam tim tersebut, tidak dipilih dengan sembarangan. Mereka dipilih menjadi tim Mading 3D didasarkan dengan banyak pertimbangan. Salah satu pertimbangannya adalah nilai uji coba membuat miniatur sejarah yang dilakukan oleh seluruh siswa kelas X SMKN 1 Purwoasri.



Penulis: Widiya Prestiyaningrum
Share:
Lokasi:Purwoasri,Kediri Jawa Timur Mranggen, Purwoasri, Kediri, East Java 64154, Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar

Warta Smeksapur